PERSPEKTIF

Gambar
  WORD FALLACY #1 (Universitas Anta Brantah)   Oleh : AM.Muslihin (Penulis Receh dari negeri Anta Brantah)   Zaman memang sudah tua. Waktu terus bergulir, membawa umat manusia dari situasi yang satu ke situasi yang lain. Berbagai dinamika terus saja berentetan bag roda yang tak pernah berhenti berputar. Ada yang baik pula ada juga yang kurang menyenangkan. Itulah hukum semesta. Hari ini, umat manusia tengah diperhadapkan pada kemajuan yang begitu pesat diberbagai lini kehidupan. Hampir semua sektor mengalami perkembangan. Kemajuan tekhnologi ibarat kilat yang menyambar, sangat cepat. Bertatap muka tanpa bertemu, memesan makanan tanpa meninggalkan tempat tidur dan masih banyak lagi hal menakjubkan lainnya di era ini. Akan tetapi disaat yang sama sepertinya umat manusia perlu melihat kembali bahwa dunia hari barangkali sedang menghadapi satu fase yang begitu sulit. Pandemi yang melanda tak juga surut, bahkan malah terus bertambah dibuktikan dengan munculnya berb...

PERSPEKTIF

 

 Meyakini Islam di Hati, Menebarkan Kasih Sayang Untuk Insan di Bumi



               Isu intoleran menjadi wacana yang cukup hangat di era millenial saat ini. Hampir seluruh media di penuhi dengan cuitan-cuitan tentang perdebatan perihal agama, suku dan budaya. Isu ini merupakan isu yang paling menarik untuk menggiring orang – orang menuju ruang-ruang perdebatan. Ada yang mempertahankan argumennya, ada yang menyerang gagasan orang lain dan lebih parahnya lagi, ada beberapa di antara kita yang merasa lebih pintar dibandingkan dengan yang lainnya. Sehingga keberadaannya tidak hanya mendebat semua gagasan yang tidak disepakatinya akan tetapi menyalahkan semua orang yang berbeda dengan dirinya dan merasa bahwa dialah yang paling benar. Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman. Berbagai macam agama, budaya dan adat istiadat. Namun keragaman inilah yang menjadi satu kekuatan yang luar biasa yang di miliki oleh Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai warga negara yang baik tentunya kita berkewajiban  sekaligus sebagai tantangan untuk tetap berdiri di garda terdepan dalam menjaga ke bhinnekaan ini.

                Di tengah geliat zaman yang semakin berkembang. Kemajuan di berbagai bidang menjadi tantangan tersendiri bagi Bangsa kita ini. Termasuk perkembangan di bidang pengetahuan ke Agamaan. Seharusnya, semakin kita memahami agama maka semakin damai kehidupan kita. Agama Islam sebagai satu agama yang diturunkan ke dunia ini sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin. Namun, kenyataan yang terjadi dewasa ini kadang tidak sesuai dengan Subtansi dan Esensi Agama Islam itu sendiri. Beberapa diantara kita umat Islam tidak segan-segan menggunakan Agama sebagai dasar untuk melakukan kekerasan, menghancurkan tempat usaha masyarakat yang dianggapnya tidak sesuai dengan pemahamannya. Memukul orang-orang sambil meneriakkan ALLAAHU AKBAR. Tentu ini sangat bertentangan dengan makna dari Islam itu sendiri yang memiliki makna kedamaian. Orang seperti ini sangat kaku dalam memaknai agama. Pemahamannya sangat sempit sehingga menyempitkan keluasan agama itu sendiri.

                Rasulullah SAW di turunkan ke dunia sebagai manusia pilihan yang telah membawa umat manusia dari zaman biadab menuju zaman yang sangat beradab. Menggulung tikar kebatilan dan membentang permadani Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Sebagaimana dalam firman ALLAH SWT dalam Al Qur’an yang artinya "Kami tidak mengutus engkau wahai Muhammad melainkan rahmat bagi seluruh manusia. (Q.S. Al Anbiya:107)". Rasulullah Muhammad SAW di ciptakan untuk membawa risalah yang penuh dengan nuansa kedamaian, kesejahteraan, dan cinta kasih kepada sesama ciptaan ALLAH SWT.

                Oleh sebab itu, sebagai generasi muda Islam, tentu kita berkewajiban untuk menjaga sinergitas antara agama dan bangsa ini. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa kita ini seharusnya menjadi spirit bagi kita semua untuk menumbuhkan rasa saling cinta dan menghargai semua perbedaan yang ada. Beragama dengan baik, menerapkan nilai-nilai ke Islam an sesuai subtasinya. Ini tentu tidak begitu saja bisa dilakukan. Kita harus memahami betul apa subtansi yang sebenarnya dari agama itu. Sehingga kita tidak mudah terjebak dan tergiring oleh arus ekstrimisme, radikalisme dan intoleran. Mari kita meyakini dan menghargai perbedaan itu sebagai sunnatullah. Sebagai suatu keniscayaan yang diciptakan oleh ALLAH ke muka bumi ini. Oleh sebab itu, sebagai generasi yang berintelek tentu harus mampu mengolah anugrah ini sehingga keberagaman ini menjadi satu kekuatan bagi agama, bangsa dan negara.

                Terakhir, penulis ingin menyampaikan kepada segenap pembaca. Bahwa tantangan terbesar kita di era ini adalah diri kita sendiri. Artinya bahwa, yang menentukan apakah kita akan terjebak dan terjerumus pada paham-paham radikal, ekstrimis dan sejenisnya adalah diri kita sendiri. Islam datang untuk membawa kedamaian. Maka dari itu marilah kita ber Islam dengan damai dan ramah. Meyakini islam sebagai agama yang damai, agama penuh dengan kasih sayang, agama rahmat bagi seluruh alam. Sehingga kita menjadi generasi yang bisa hidup berdampingan dengan sesama ciptaan Tuhan. Sehingga kita bisa dengan legowo dan penuh cinta menerima segala perbedaan dan menjadikan perbedaan sebagai satu kekuatan yang luar biasa juga sebagai sesuatua yang harus dihargai.

“Sewaktu kecil, saya merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa. Kedua orang tua saya mengajarkan betapa mereka mencintai sesamanya semasa hidupnya. Tetangga rumah merasakan semua betapa orang tua saya dulu sangat mencintai orang-orang di sekelilingnya tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Itulah salah satu bagian dari agama yang di terapkannya. Islam mengajarkan betapa mulianya saling mencintai antara sesama.”

Sekian...

 Wassalam


Seorang remaja yang bernama AM.Muslihin atau lebih akrab disapa dengan panggilan Zakkir. Lahir pada tanggal 23 Agustus 1995 di Bone Sulawesi Selatan. Memilik hobby naik gunung dan sesekali membuat tulisan yang receh juga kadang-kadang membaca.  Pernah menulis 3 buku diantaranya Antologi Puisi (Perihal Kata-Kata) , Kumpulan Prosa (PARTISI) dan Kumpulan Quote (Ruang Kata). Pernah mengenyam pendidikan di Kampus Universitas Islam Makassar, dan saat ini sedang melanjutkan studi pada jenjang S2 di Universitas Hasanuddin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT

PERSPEKTIF

PERSPEKTIF