PERSPEKTIF
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Meyakini Islam di Hati, Menebarkan Kasih Sayang Untuk Insan di Bumi
Isu intoleran menjadi wacana yang cukup hangat di era millenial saat ini. Hampir seluruh media di penuhi dengan cuitan-cuitan tentang perdebatan perihal agama, suku dan budaya. Isu ini merupakan isu yang paling menarik untuk menggiring orang – orang menuju ruang-ruang perdebatan. Ada yang mempertahankan argumennya, ada yang menyerang gagasan orang lain dan lebih parahnya lagi, ada beberapa di antara kita yang merasa lebih pintar dibandingkan dengan yang lainnya. Sehingga keberadaannya tidak hanya mendebat semua gagasan yang tidak disepakatinya akan tetapi menyalahkan semua orang yang berbeda dengan dirinya dan merasa bahwa dialah yang paling benar. Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman. Berbagai macam agama, budaya dan adat istiadat. Namun keragaman inilah yang menjadi satu kekuatan yang luar biasa yang di miliki oleh Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai warga negara yang baik tentunya kita berkewajiban sekaligus sebagai tantangan untuk tetap berdiri di garda terdepan dalam menjaga ke bhinnekaan ini.
Di tengah geliat zaman yang
semakin berkembang. Kemajuan di berbagai bidang menjadi tantangan tersendiri
bagi Bangsa kita ini. Termasuk perkembangan di bidang pengetahuan ke Agamaan.
Seharusnya, semakin kita memahami agama maka semakin damai kehidupan kita.
Agama Islam sebagai satu agama yang diturunkan ke dunia ini sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin. Namun,
kenyataan yang terjadi dewasa ini kadang tidak sesuai dengan Subtansi dan
Esensi Agama Islam itu sendiri. Beberapa diantara kita umat Islam tidak
segan-segan menggunakan Agama sebagai dasar untuk melakukan kekerasan,
menghancurkan tempat usaha masyarakat yang dianggapnya tidak sesuai dengan
pemahamannya. Memukul orang-orang sambil meneriakkan ALLAAHU AKBAR. Tentu ini
sangat bertentangan dengan makna dari Islam itu sendiri yang memiliki makna
kedamaian. Orang seperti ini sangat kaku dalam memaknai agama. Pemahamannya
sangat sempit sehingga menyempitkan keluasan agama itu sendiri.
Rasulullah SAW di turunkan ke
dunia sebagai manusia pilihan yang telah membawa umat manusia dari zaman biadab
menuju zaman yang sangat beradab. Menggulung tikar kebatilan dan membentang
permadani Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Sebagaimana dalam firman ALLAH SWT
dalam Al Qur’an yang artinya "Kami tidak mengutus engkau wahai Muhammad melainkan rahmat bagi seluruh manusia. (Q.S. Al Anbiya:107)". Rasulullah
Muhammad SAW di ciptakan untuk membawa risalah yang penuh dengan nuansa
kedamaian, kesejahteraan, dan cinta kasih kepada sesama ciptaan ALLAH SWT.
Oleh sebab itu, sebagai generasi
muda Islam, tentu kita berkewajiban untuk menjaga sinergitas antara agama dan
bangsa ini. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa kita ini seharusnya menjadi
spirit bagi kita semua untuk menumbuhkan rasa saling cinta dan menghargai semua
perbedaan yang ada. Beragama dengan baik, menerapkan nilai-nilai ke Islam an
sesuai subtasinya. Ini tentu tidak begitu saja bisa dilakukan. Kita harus
memahami betul apa subtansi yang sebenarnya dari agama itu. Sehingga kita tidak
mudah terjebak dan tergiring oleh arus ekstrimisme, radikalisme dan intoleran.
Mari kita meyakini dan menghargai perbedaan itu sebagai sunnatullah. Sebagai
suatu keniscayaan yang diciptakan oleh ALLAH ke muka bumi ini. Oleh sebab itu,
sebagai generasi yang berintelek tentu harus mampu mengolah anugrah ini
sehingga keberagaman ini menjadi satu kekuatan bagi agama, bangsa dan negara.
Terakhir, penulis ingin
menyampaikan kepada segenap pembaca. Bahwa tantangan terbesar kita di era ini
adalah diri kita sendiri. Artinya bahwa, yang menentukan apakah kita akan
terjebak dan terjerumus pada paham-paham radikal, ekstrimis dan sejenisnya
adalah diri kita sendiri. Islam datang untuk membawa kedamaian. Maka dari itu
marilah kita ber Islam dengan damai dan ramah. Meyakini islam sebagai agama
yang damai, agama penuh dengan kasih sayang, agama rahmat bagi seluruh alam. Sehingga
kita menjadi generasi yang bisa hidup berdampingan dengan sesama ciptaan Tuhan.
Sehingga kita bisa dengan legowo dan penuh cinta menerima segala perbedaan dan
menjadikan perbedaan sebagai satu kekuatan yang luar biasa juga sebagai
sesuatua yang harus dihargai.
“Sewaktu kecil, saya merasakan
kebahagiaan yang sangat luar biasa. Kedua orang tua saya mengajarkan betapa
mereka mencintai sesamanya semasa hidupnya. Tetangga rumah merasakan semua
betapa orang tua saya dulu sangat mencintai orang-orang di sekelilingnya tanpa
membedakan satu dengan yang lainnya. Itulah salah satu bagian dari agama yang di
terapkannya. Islam mengajarkan betapa mulianya saling mencintai antara sesama.”
Sekian...
Wassalam
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar