PERSPEKTIF

Gambar
  WORD FALLACY #1 (Universitas Anta Brantah)   Oleh : AM.Muslihin (Penulis Receh dari negeri Anta Brantah)   Zaman memang sudah tua. Waktu terus bergulir, membawa umat manusia dari situasi yang satu ke situasi yang lain. Berbagai dinamika terus saja berentetan bag roda yang tak pernah berhenti berputar. Ada yang baik pula ada juga yang kurang menyenangkan. Itulah hukum semesta. Hari ini, umat manusia tengah diperhadapkan pada kemajuan yang begitu pesat diberbagai lini kehidupan. Hampir semua sektor mengalami perkembangan. Kemajuan tekhnologi ibarat kilat yang menyambar, sangat cepat. Bertatap muka tanpa bertemu, memesan makanan tanpa meninggalkan tempat tidur dan masih banyak lagi hal menakjubkan lainnya di era ini. Akan tetapi disaat yang sama sepertinya umat manusia perlu melihat kembali bahwa dunia hari barangkali sedang menghadapi satu fase yang begitu sulit. Pandemi yang melanda tak juga surut, bahkan malah terus bertambah dibuktikan dengan munculnya berb...

SURAT

 

SEBUAH PESAN, MEMELUK DIRI SENDIRI

 

***

Saya hendak memulai tulisan ini dengan sebuah pertanyaan. Satu pertanyaan yang mungkin saja akan menjadi pertanyaan pula dikepala teman-teman semua setelah membaca tulisan ini. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini, “ Sudah sejauh mana kita mencintai diri sendiri ?”.

Pertanyaan ini menjadi sesuatu yang kadang dianggap biasa saja. Tapi disaat yang sama orang-orang tak menyadari bahwa betapa pentingnya mencari jawaban atas pertanyaan ini. Barangkali saat ini, kita begitu sibuk mengurus tentang hal-hal yang ada diluar diri kita. Sibuk menyemangati orang lain dengan dalil bahwa manusia yang baik adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama.  Atau mungkin saja kita sedang sibuk melakukan sesuatu agar bisa dilirik oleh orang lain. Kadang-kadang memaksa diri untuk menjadi orang lain agar mendapat perhatian dari manusia yang lainnya. Atau bisa saja, saat ini kita sedang merasa orang yang paling tidak beruntung. Disaat orang lain bisa dengan mudah menikmati hal – hal yang diinginkannya sementara diri kita, jangankan untuk menikmatinya memikirkannya saja kadang merasa tidak layak.

Kepada siapapun yang pernah merasa seperti apa yang saya tuliskan diatas. Sudah waktunya untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan saya itu. Saat membaca tulisan ini percayalah ada banyak orang di dunia ini. Milyaran manusia yang mengisi semesta ini tapi tak satupun yang sama seperti kita. Diri kita ini adalah satu-satunya di dunia ini. Yang paling berhak menentukan perihal kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri. Sekarang mulailah memberikan jawaban atas pertanyaan saya di awal tulisan ini. Jujurlah jika memang selama ini kalian belum mencintai diri sendiri. Atau bisa saja belum mengenali diri sendiri. Selanjutnya, cobalah untuk mulai menggenggam tangan sendiri. Kecuplah diri sendiri dengan kecupan paling tulus. Esok pagi bangunlah dengan senyuman terbaikmu. Jika teh dan gulamu masih ada, buat segelas teh lalu duduk diberanda rumah atau kamar kosanmu. Namun jika gula dan teh sudah habis, maka ambillah segelas air putih. Duduklah, lalu minumlah pelan-pelan dengan penuh syukur. Berjanjilah, bahwa mulai detik itu kau tak lagi akan menghianati dirimu sendiri. Kita berhak bahagia, setiap jiwa layak menemukan kedamaian.

Acapkali kita memang berhadapan dengan banyak kebingungan dalam hidup. Perihal keinginan kita yang kadang-kadang melebihi kebutuhan dan itu yang seringkali menyiksa batin. Atau mungkin saja kita pernah merasa tersakiti. Berpisah dengan orang terkasih. Tapi percayalah, kita ini kuat. Sudah saatnya kita memeluk diri sendiri. Sudah waktunya kita membangun komitmen dengan diri sendiri, bahwa kita mencintainya.

Sekarang, sebelum mengakhiri tulisan ini. Pejamkanlah matamu. Berpelukanlah dengan dirimu sendiri. Berikan pelukan paling erat. Ucapkan pada dirimu, “Terima Kasih, Aku Mencintaimu”.

 

Sekian, Dekap Hangat Untuk Kalian Semua.


                Penulis :

     Seorang remaja yang bernama AM.Muslihin atau lebih akrab disapa dengan panggilan Zakkir. Lahir pada tanggal 23 Agustus 1995 di Bone Sulawesi Selatan. Memilik hobby naik gunung dan sesekali membuat tulisan yang receh juga kadang-kadang membaca.  Pernah menulis 3 buku diantaranya Antologi Puisi (Perihal Kata-Kata) , Kumpulan Prosa (PARTISI) dan Kumpulan Quote (Ruang Kata). Pernah mengenyam pendidikan di Kampus Universitas Islam Makassar, dan saat ini sedang melanjutkan studi pada jenjang S2 di Universitas Hasanuddin.

Komentar

  1. love yourself before giving love to others, namun bukan brrti tidak memberikan cinta dan bermanfaat bagi orang sekitar. hanya saja diri sendiri juga berhak berbahagia atas segala pencapaian dalam aspek kehidupan 🥺

    BalasHapus
  2. Ketika kita tidak punya pasangan, kita selalu berkata, 'Oh, aku sangat kesepian. Aku ingin kencan,' atau sesuatu seperti itu. Tapi aku pikir cinta terbesar yang kita semua cari adalah cinta untuk diri sendiri.
    Jujur saja bahwa sebenrnya kita menetapkan standar tertentu untuk diri sendiri sehingga sulit untuk bahkan menerima apalagi mencintai diri sendiri.
    Kenyataannya adalah kamu yg dulu, kamu yang sekarang dan kamu di hari esok tetaplah KAMU. So be kind of yourself 💜

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSPEKTIF

PERSPEKTIF